Selasa, 01 April 2014

Siapakah Aku...?


Ini kumpulan kata-kata yang sekali lagi Kubiarkan ditulis oleh tangan yang Kuizinkan menuliskannya. Aku tahu semestinya semesta tidak berbicara hal ini. Tidak saat dirimu belum hendak bertanya. Tapi kali ini, kerinduanlah yang membuatKu lebih dulu bicara padamu dengan kata-kata ini.
Aku juga tahu bahwa semestinya Aku lebih dulu memperkenalkan diri padamu sebelum mengatakan apa yang ingin kusampaikan padamu. Jika tidak, kamu pasti akan mengabaikan kata-kataKu. Itu karena pikiranmu sudah lama terbelenggu oleh ketidakpercayaan akan kehadiranku dalam kehidupan nyatamu saat ini. Tapi sungguh, Aku sangat memahami hal itu. Kecerdasan intelektualmu sering kali berkembang terlampau pesat hingga tidak menyisakan sedikit pun ruang dan waktu bagi berkembangnya sisi kecerdasan emosi dan Jiwamu.
Sekali lagi, Aku tidak menyalahkanmu untuk semua keraguan itu. Tidak pernah. Sebab Aku memahami keterbatasan pengetahuanmu tentang.....
rahasia seluruh kehidupan yang sesungguhnya telah kau bawa serta dalam dirimu sendiri. Rahasia material alam semesta ada dalam tubuhmu, rahasia kecerdasan alam semesta ada dalam ada dalam pikiranmu, dan rahasia kesemestaan spiritualKu ada sebagai Jiwamu.
Siapakah Aku? Aku adalah adikmu. Aku juga adalah kakakmu. Aku istri sekaligus suamimu. Aku kakek dan nenekmu. Aku adalah anakmu yang besar, karena berdiam dalam kandungan hatimu yang kecil. Aku juga orang tuamu yang kerdil, karena seringkali kau abaikan dan menganggapnya sangat kecil bahkan tidak pernah ada. Aku adalah sahabat yang kau benci saat Aku tidak membantumu dan musuh yang kau cintai terutama saat  Aku memenuhi semua kepentinganmu.
Aku adalah gelap yang kau hindari dan terang yang kau cari-cari. Aku adalah surga yang kau mimpikan sekaligus neraka yang kau hindari. Aku adalah malaikat yang kau puja dan setan yang kau benci. Aku adalah yang selalu kau panggil dalam penderitaan dan kemudian kau lupakan dalam kebahagiaan. Aku adalah yang kau kejar di depanmu, lalu kau tinggalkan jauh di belakang. Aku adalah air mata yang mengalir dari tangis kebahagiaan  dan tangis penderitaanmu.
Aku adalah segala dualitas yang pernah kau kenal, tapi Aku sendiri berada di antara keduanya. Aku adalah ruang  yang tidak pernah berpindah dan waktu yang tidak pernah bergulir. Aku adalah keabadian dari apa yang kau lihat sebagai ketidak-abadian.
Aku adalah apa yang kau panggil dengan berbagai sebutan serta nama pujaan sesukamu. Namun kemudian kau bertengkar dengan sesamamu hanya karena perbedaan nama yang kau ciptakan bagi diriKu yang sesungguhnya Satu.
Aku berada sangat dekat denganmu tetapi seringkali kau panggil-panggil seakan Aku sedang berada begitu jauh darimu, di tempat yang tak terbatas. Aku adalah yang kau cari dengan pikiranmu yang terbatas, sampai  kau mengerti bahwa Aku adalah pikiran tak terbatas. Aku adalah apa yang coba kau peluk dengan tubuh kecilmu  yang sebenarnya sedang Ku peluk dengan genggaman jemariKu.
Tapi dari semua yang Kusuka, Aku memilih untuk mengatakan bahwa diriKu adalah Ayah dan Ibumu.  Aku memilih ini karena alasan begitu besarnya kerinduanKu padamu setelah keterpisahan kita dalam miliaran waktu dan kelahiran yang telah berulang kali engkau lewati bersama sepinya pemahaman tentang kesejatian.
Aku menyukai entitas diriKu sebagai Ayah-Ibumu karena terkenang saat kelahiranmu dari diriKu di awal penciptaan  alam semesta ini.  Aku suka kalian memanggilKu Ayah-Ibu karena dengan begitu Aku bisa segera memelukmu penuh kecintaan dan kasih sayang yang tulus tanpa halangan apa pun.
Lebih dari semua itu, Aku menempatkan diriKu sebagai Ayah-Ibumu karena Aku memiliki cinta kasih padamu yang melebihi apa yang kau pahami tentang cintaKu padamu. Andaikan saat ini engkau telah memiliki anak dan mencintainya sepenuh kasih, maka ketahuilah, besarnya cinta kasihKu padamu miliaran kali cinta yang kau miliki dan rasakan terhadap anak-anakmu.
Aku tahu kau sudah lama mencariKu ke mana-mana karena bagimu Aku selalu tidak mudah kau temui. Sungguh tidaklah demikian kenyataannya. Aku ada dimana pun kau pergi mencariku karena Aku ada di mana mana. Jika bagimu Aku ada di langit, maka Aku ada di langit keyakinan. Jika bagimu Aku ada di dasar Bumi, maka carilah Aku di dasar keikhlasan hatimu. Dan jika bagimu Aku tinggal di tengah samudra, pergilah ke dalam samudra kepasrahanmu. Aku adalah ruang dan waktu bagi alam semesta ini. Kalian semua ada dalam diri Ku.
Aku adalah kata-kata, namun Aku berada dalam kumpulan kata kata yang tidak akan kau temui dalam perbendaharaan kata-katamu yang terbatas. Hanya ketika kau telah melihat kesejatian dirimu sendiri, kau akan mengetahuiKu tanpa membutuhkan kata-kata lagi.
Aku adalah suara, tapi kau tidak akan mendengar suaraKu  dalam riuhnya suara-suara hati dalam pikiranmu. Aku adalah suara yang hanya tedengar dalam kesunyian hatimu. Aku adalah suara yang suka menyelinap dalam suara-suara duniawi yang sering kau dengar. Hanya saat hatimu mulai waspada, kau akan mendengar Aku sedang memanggilmu dengan suara dan kata-kataKu.
Aku adalah gerak aktif alam semesta yang bekerja di tengah keheningan demi memenuhi setiap kesungguhan doamu yang berharap padaKu. Aku bekerja untuk memberi pahala dan memberi pahala bagi setiap tindakan kerja. Aku adalah pusat dari kerja dan pahala kepada siapa setiap bentuk kerja dan pahala semestinya dipersembahkan kembali.
Aku Ayah-Ibu yang dengan lega melepasmu bersama kebahagiaan dalam kelahiranmu, lalu dengan sabar menantimu pulang di ujung penderitaan kehidupan untuk memberimu pelukan kasihKu. Dalam kebahagiaan atau pun penderitaanmu Aku akan selalu menjadi sumber bagi kebahagaan abadi yang menjadi tujuanmu.
Pergilah menyelam ke dalam diri mu sendiri karena di situlah Aku menyediakan ruang dan waktu bagimu untuk menjumpai diriKu. Di situ Aku akan menjadikan hatimu dipenuhi kebahagiaan karena aku adalah benih kebahagiaan yang terus bertumbuh dan Aku adalah sumber dariNya.
Dan dalam kebahagiaanKu saat kau mau mebaca tulisan ini, biarkan Aku memanggilmu dengan sebutan ‘Nak’. Itulah bentuk kebahagiaan dan kecintaanKu padamu. Aku bahagia karena kerinduanKu telah kau obati dengan percakapan hatimu bersamaKu lewat tulisan ini. Aku telah hadir di sini sekarang, AnakKu, Ayah-Ibu semesta sedang berbicara  pada mu dengan penuh kerinduan.
Tapi maafkan Nak, bila dengan segala kerinduanKu saat ini kau seakan tidak Kuberi kesempatan memotong  atau menghentikan kata-kataKu yang akan terus  mengalir. Sebab sepanjang waktu ini Aku lebih banyak diam dalam lamunan doa-doamu padaKu. Dan bukankah sudah sekian lama, selama ini, Aku disibukkan untuk mendengar kata-katamu, keluhan-keluhanmu, keinginan-keinginanmu yang meluap, tangis kesedihanmu, teriakan dari penderitaanmu; dan Aku hanya terdiam tanpa kata?
Maka biarlah kali ini anakKu, Ayah -Ibu kembali berbicara panjang dalam kebeningan dan kepolosan hatimu. Heninglah seperti saat pertama kali kau kuciptakan ke alam semesta ini dan seperti setiap kali kau Kubiarkan lahir kembali berulang-ulang dalam kehidupan ini sebagai bayi-bayiKu yang suci.
Bukalah tanganmu penuh keikhlasan dan lapangkan pula hatimu anakKu. Dalam keheningan ini, Ayah-Ibu akan merangkulmu dalam pelukan cinta kasih. Biarkan kasih sayang-Ku menghanyutkan segala penderitaanmu selama ini. Biarkan kehadiranKu memuaskan kerinduanmu padaKu sejauh ini. Menangislah Nak, jika tangis itu kemurnian yang mengalir dari dalam jiwamu.
Dalam kata-kata penuh kerinduan ini Nak, izinkan Ayah-Ibu berkisah banyak tentang siapa diri sejatimu. Tentang kehidupamu, tentang pertumbuhanmu, juga tentang segala pembelajaran dalam kehidupan yang telah kau pilih ini. Tentang penderitaan atau kebahagiaan yang sedang kau alami, serta tentang kesadaran semesta yang selama ini kau abaikan.
Dengarlah dengan tekun Nak , dengan kepolosan hati dan kejujuran pikiran. Ayah Ibu menjanjikan kebahagiaan sesungguhnya jika kau telah memahami semua kata-kataKu ini. Satukan hatimu padaKu, maka akan Kubawa kau menyelami diri sejatimu.

Tidak ada komentar: