Bersabdalah
Yang Maha Pengasih:
1. Kepadamu, yang tak memiliki berbagai keinginan, akanKu sabdakan
rahasia yang paling dalam ini, gnana dengan vignana yang tergabung
(pengetahuan tentang Nirguna Brahman -- Yang Maha Gaib, digabung dengan
pengetahuan tentang Cinta-Kasih nan Suci dari Sakara Brahman - manifestasiNya
Yang Abadi). Mengetahui ini, engkau akan lepas dari dosa-dosa (keterikatan
sansara).
Di bab ini
Sang Kreshna menyabdakan tentang rahasia sejati, rahasia yang paling
misterius dan suci dari Yang Maha Gaib. Arjuna dipercayai untuk mendapatkan
ajaran ini karena Arjuna tidak mempunyai keinginan atau nafsu-nafsu yang
negatif dalam dedikasinya terhadap Sang Kreshna. la tak membantah
ajaran-ajaran Sang Kreshna selama ini, tetapi selalu ingin lebih tahu lagi
dariNya. Hati Arjuna ibarat hati seorang murid yang tulus dan penuh
pengabdian. Dalam bab kedelapan-belas Bhagavat Gita yang menyusul nanti, akan
kita pelajari bahwa ajaran Sang Kreshna ini tidak boleh diajarkan kepada
orang-orang yang hanya ingin membantah ajaran-ajaranNya. Kebenaran Bhagavat
Gita hanya untuk mereka-mereka yang berdedikasi tanpa pamrih kepadaNya
semata......
Memang Arjuna banyak sekali bertanya, tetapi pertanyaan-pertanyaannya malahan
mencerminkan keinginannya untuk mempelajari dan menghayati ajaran-ajaran Sang
Kreshna lebih dalam lagi. Sang Kreshna pun dengan senang hati dan penuh kasih
mengajarkan ajaranNya lebih lanjut, karena Arjuna dianggapNya penuh dengan
bhakti yang tulus terhadap Yang Maha Esa. Seharusnya seorang murid yang baik
selalu bertanya kepada guru spiritualnya dan seorang guru yang baik
seharusnya bertindak seperti Sang Kreshna dengan tidak segan-segan menuntun
seseorang ke jalan yang benar dan sejati. Ajaran apakah yang maha sejati dan
rahasia ini, yang disebut sebagai gabungan dari kehadiran Sang Maha Gaib dan
Cinta-Kasih SuciNya, yang juga menurut Sang Kreshna adalah gabungan antara
gnana dan vignana. Apakah itu gnana, dan apakah itu vignana? Dan apakah
perbedaan antara keduanya?
Gnana adalah ilmu pengetahuan tentang Nirguna-Brahman, yaitu tentang Yang
Maha Gaib, tetapi dalam kegaibanNya la adalah realitas yang absolut. Suatu
realitas yang tak dapat ditentang kehadiranNya, walau tak diketahui bentukNya
yang nyata, karena tak mungkin kita mengungkapkanNya secara harafia apa Ia
itu sebenamya, dan tak mungkin pikiran kita mampu menjangkau atau
menafsirkanNya, atau bahkan menerangkan secara pasti dan konkrit apakah Ia
sesungguhnya. Suatu hal yang pasti adalah Ia itu yang Ada dan Hadir dan ini benar-benar
realistis. la adalah realita yang abadi dan absolut tanpa bisa ditawar-tawar
lagi KehadiranNya. Mayoritas manusia berpikir bahkan mengangan-angankan
Seorang Tuhan yang berbentuk (Sakara Brahman). Vignana adalah ilmu
pengetahuan atau pemujaan akan Sakara Brahman. Menurut Dattatrya, seorang
resi agung di masa yang silam, pemujaan terhadap Nirguna Brahman hanya dapat
dilakukan oleh mereka-mereka yang asarira (tak berbadan). Yang dimaksud di
sini bukan makhluk-makhluk halus tetapi adalah kiasan dari seseorang yang
sudah tak terikat pada dvandvas, yaitu nafsu atau sifat dualisme yang
bertentangan. Seseorang yang telah mengatasi semua keinginan dan
nafsu-nafsunya, yang telah berada di atas rasa suka dan duka, walaupun
dibakar hidup-hidup tak akan merasakan apa-apa lagi. Mayoritas manusia tidak
bisa mencapai kesadaran Ilahi seperti ini, dan memujaNya dalam bentuk Sakara
Brahman, yaitu Tuhan Yang Berbentuk, seperti pemujaan pada Sang Kreshna,
Vishnu, Shiva, dan sebagainya.
Sang Kreshna sendiri disebut juga sebagai Purusha Uttama dan DiriNya adalah
manifestasi dari Yang Maha Esa (Nirguna Brahman). Jadi gnana adalah pemujaan
kepada Yang Maha Esa Yang Tidak Berbentuk sedangkan vignana adalah pemujaan
kepadaNya dalam bentuk-bentuk manifestasiNya, seperti Sang Kreshna, Sang
Rama, dan lain sebagainya. Yang pertama ini lebih sukar untuk rata-rata
manusia sepert kita ini, Yang kedua karena berbentuk manusia maka lebih mudah
bagi kita untuk memujaNya. Dalam manifestasiNya yang berbentuk maka bisa saja
Yang Maha Esa dipuja dalam bentuk dewa-dewi, aspek-aspek alam seperti sang
surya, rembulan, sungai, sapi atau bentuk-bentuk kosmos lainnya. Bisa juga la
dipuja sebagai seorang guru, pahlawan, pendeta-suci, resi, dan simbol-simbol
yang dianggap suci. Atau la dipuja dan dihayati dalam bentuk orang-orang yang
menderita dan bentuk fakir-miskin yang hina-papa. Contoh: ibu Theresia yang
melihatNya dalam bentuk manusia-manusia yang sangat menderita di Calcutta dan
di seluruh dunia. Pemenang hadiah Nobel untuk perdamaian in berbakti kepada
Yang Maha Esa dalarn dedikasinya, tanpa pamrih untuk la semata. Kata-kata ibu
Theresia yang pantas dicatat adalah: Berpikirlah akan apa yang sedang kau
lakukan kepadaNya, Berpikirlah akan apa yang sedang kau lakukan untukNya,
Berpikirlah akan apa yang sedang kau lakukan denganNya,
2. Raja-vidya (ilmu pengetahuan yang paling agung) ini, raja-guhyam
(rahasia yang paling agung) menyucikan dan amat tinggi nilainya. Dan ilmu ini
bercahaya gemerlapan, harmonis dengan dharma (kewajiban); sangat mudah untuk
dipergunakan dan tak dapat dibinasakan.
Ilmu ini disebut raja-vidya, karena tak dapat dipelajari di sekolah, tapi
hanya dipelajari dan dihayati oleh mereka-mereka yang benar-benar terpilih
untuk itu, yang ingin menguasai pikiran dan indra-indranya. Raja-vidya ini,
kalau bukan diterangkan olehNya, tak mungkin kita ketahui sendiri dengan
benar. Karena apakah Tuhan itu sebenarnya, hanya Ia Yang Maha Tahu. Yang kita
ketahui hanyalah seperti yang diuraikan di sini sesuai dengan KasihNya pada
Arjuna dan kita semuanya. Pada sloka di atas disebutkan bahwa raja-vidya ini
menyucikan rasa dan pikiran kita (pavitram) dan juga amat berharga (uttaman =
tinggi nilainya), karena dengan menghayati dan sadar akan arti ilmu ini,
seseorang lalu tahu akan nilainya yang amat tinggi dan sebenarnya tak
ternilai untuk ukuran duniawi ini yang serba materialistis.
Dikatakan juga di atas bahwa ilmu pengetahuan ini gemerlapan cahayanya
(pratyakshavagamam) dengan kata lain, seseorang yang memujaNya dengan tulus
akan diberkahi cahaya ilmu pengetahuan ini yang bersinar amat gemerlapan, dan
juga ilmu ini harmonis atau sejalan dengan semua dharma-bhakti dan kewajiban
kita kepadaNya dan masyarakat di sekitar dan di sekeliling kita, bahkan
dikatakan harmonis dengan hukum kosmos yang berlaku. Ilmu pengetahuan ini
juga mudah untuk diusahakan, dijalankan dan dilaksanakan. Ilmu ini mudah
dipelajari karena bentuk ajarannya sebenarnya tidak memakan biaya mahal, dan
mudah difahami. Juga menurut Sang Kreshna, ilmu ini tidak dapat binasa, habis
atau surut, tetapi kebijaksanaan ini akan langgeng dan abadi. (Setelah
beribu-ribu tahun Bhagavat Gita diturunkan di Kurukshetra maka sampai saat
ini ajaran Bhagavat Gita masih relevan dan dianggap sebagai inti dari semua
ajaran spiritual di dunia. Inilah salah satu bukti dari kata-kata Sang
Kreshna di atas.)
3. Orang-orang yang tak beriman pada ilmu pengetahuan ini, oh Arjuna,
tidak akan mencapai Aku, kembali ke jalan dunia yang binasa ini.
Ilmu pengetahuan atau kebijaksanaan ini membebaskan mereka-mereka yang beriman
dari semua sifat-sifat prakriti dan kegelapan yang ditimbulkan oleh Sang
Maya. Para yogi yang beriman ini tidak kembali lagi ke dunia yang penuh
dengan ketidak-abadian ini, tetapi bersatu bersemayam di dalam Diri Yang Maha
Esa untuk selama-lamanya. Yang jadi titik penting di sini adalah iman atau
kepercayaan yang teguh dan tak tergoyahkan kepada Yang Maha Esa, dan ini
harus tanpa pamrih sedikitpun. Tanpa iman semacam ini tak mungkin kita
mencapaiNya.
4. OlehKu dalam bentukKu Yang Tak Nyata seluruh alam semesta ini
tertunjang. Setiap makhluk berakar padaKu, tetapi Aku tak berakar pada
mereka.
5. Dan (tetapi) sebenarnya semua makhluk tak berakar padaKu. Saksikanlah
misteriKu Yang Suci. DiriKu menciptakan semuanya, menunjang semuanya, tetapi
tidak berakar pada semuanya.
Sang Kreshna dalam bentuk aslinya, yaitu Sang Brahman adalah asal-mula dari
semua makhluk dan seisi alam semesta ini, dengan kata lain semua ini berakar
padaNya, tinggal di dalamNya, ditunjang olehNya dan terpelihara olehNya,
tetapi la sendiri tak terpengaruh oleh semua ciptaanNya ini, karena Yang Maha
Esa berada di atas semua ciptaan-ciptaanNya, di ataspralaya (kiamat), di atas
alam semesta. Semua sebaliknya bersandar atau bertumpu padaNya, inilah yang
dimaksud sebagai Misteri Yang Agung (Yogam-aishvaram) dari Yang Maha Esa.
Tuhan Yang Maha Esa, Yang Maha Abadi adalah juga Sang Atman (Jati Diri Yang
Sejati) yang secara universal menunjang seluruh alam semesta ini. Kita harus
menyadari bahwa semua obyek dan unsur di alam semesta seperti dewa, manusia,
makhluk, jin, tata-surya, tumbuh-tumbuhan, fauna, mineral, atom, elektron,
ether, dan lain sebagainya adalah sebagian dari Yang Maha Suci ini. Semua
yang kita dengar, lihat, rasa, adalah dariNya semata, dari Yang Maha Suci
ini. Semua yang kita dengar, lihat atau rasa adalah dariNya semata,
dari ide-ideNya dan gagasan-gagasanNya (sankalpa), dari yoga-mayaNya, dari
ShaktiNya Yang Maha Suci. Seyogyanyalah alam semesta ini berharga dan tinggi
nilainya karena berasal dariNya juga, maka seharusnya kita melestarikan semua
ciptaan Yang Maha Esa ini. Semua berasal dariNya dan akan kembali
kepadaNya.
6. Ibarat angin yang dahsyat, bergerak ke setiap arah, tetapi selalu
berada di angkasa (akasha), begitupun ketahuilah olehmu, semua makhluk
bersandar padaKu.
Angin selalu bergerak dan bertiup di angkasa, di langit dan di setiap spasi
di bumi ini, tetapi selalu berada di situ-situ juga dan tidak pernah berupa
angkasa atau langit atau spasi itu sendiri. Begitu juga halnya dengan semua
ciptaanNya selalu di situ-situ juga, yaitu bersemayam di dalamNya tetapi
tidak pernah mengikatNya. la yang menjadi sumber ciptaan dan kehidupan alam
semesta ini dan bukan sebaliknya.
7. Pada penutupan setiap kalpa (umur dunia), oh Arjuna, semua makhluk
kembali ke Sifat (Prakriti) Ku. Dan pada permulaan kalpa yang berikutnya, Ku
kirim mereka kembali keluar.
8. Melalui PrakritiKu, Ku ciptakan berulang-ulang semua makhluk yang
(amat besar jumlahnya ini), yang tak berdaya, karena berada di bawah kendali
Sang Alam (Prakriti).
Semua makhluk datang dari Sang Maya, dari Sang Prakriti, pada saat
diproyeksikan (evolusi) dan kembali ke Sang Prakriti lagi pada saat akhir
setiap kalpa, dan keluar atau tercipta lagi selanjutnya pada penciptaan baru
berikutnya, dan kembali lagi dan begitulah seterusnya. Semua ini adalah
pekerjaan Sang MayaNya Sang Kreshna, Sang Brahman dalam bentuk asliNya. Semua
terikat pada hukum alam yang diciptakanNya tetapi la sendiri tak pernah
terikat pada semua itu.
9. Semua tindakan ini, oh Arjuna, tidak mengikatKu, karena Aku
bersemayam jauh dari mereka (perbuatan ciptaan-ciptaan ini dan karma-karma
mereka), tak terikat pada perbuatan-perbuatan ini.
10. Begitulah, diperintahkan olehKu, maka alam menciptakan semuanya,
yang bergerak maupun yang tak bergerak, dan begitulah, oh Arjuna, dunia ini
pun berputar.
Begitulah Yang Maha Esa menjadi sumber, pimpinan akan alam semesta ini, dan
dengan perintahNya alam ini pun berputar sesuai dengan kehendakNya, tanpa Ia
sendiri terlibat lagi dengan alam semesta ini dengan seluruh gerakan-gerakannya.
Seluruh jajaran dewa-dewa agung seperti Vishnu, Shiva, Brahma dan lain
sebagainya akan masuk kepralaya suatu saat nanti, tetapi Sang Kreshna (Sang
Brahman) tak akan tersentuh oleh kejadian ini, karena Ia lah Yang Maha
Mencipta dan Yang Maha Menghancurkan.
11. (Melihat Ku) dalam bentuk manusia, orang-orang yang bodoh tidak
memperdulikanKu, (mereka) tak sadar akan SifatKu yang lebih tinggi, Yang
memerintah sebagai Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala makhluk-makhlukNya.
Inilah salah satu rahasia abadi dari Yang Maha Esa. Dalam bentuk
manifestasiNya sebagai manusia dari zaman ke zaman. la selalu tidak diacuhkan
atau tidak diperdulikan oleh mereka-mereka yang tak beriman kepadaNya.
Orang-orang bodoh atau yang tak sadar ini tidak mengetahui bahwa Yang Maha
Pencipta ini sebenarnya adalah Yang Maha Kuasa dan memerintah atas segala
makhluk-makhluk ciptaanNya, dan atas alam semesta beserta segala isinya. la
adalah sesuatu Yang gaib, Yang tak nyata dan tak berbentuk, sesuatu kekuatan
Yang amat dahsyat dan tak dapat dilukiskan atau diterangkan oleh manusia.
Lalu timbul pertanyaan, mengapa manusia ini tersesat dan bodoh sehingga tidak
sadar akan Yang Maha Esa dalam berbagai bentuk manifestasiNya? Karena nafsu,
ego, dan kegelapan (boleh juga dikatakan "iblis") yang bersarang di
dalam hati mereka, karena ulah Sang Maya dan "permainannya,"
sehingga mata-hati mereka tertutup untukNya.
12. Harapan-harapan mereka sia-sia saja, tindakan mereka pun sia-sia
saja, ilmu pengetahuan mereka pun sia-sia saja. Jauh dari kesadaran, mereka
mengambil sebagian dari sifat-sifat buruk iblis dan syaitan.
13. Tetapi jiwa-jiwa yang agung (paramahatma), oh Arjuna, yang mengambil
sebagian dari sifat-sifatKu Yang Suci, memujaKu dengan iman yang teguh.
Mereka sadar bahwa Aku adalah Yang Tak Terbinasakan, Asal dari segala
makhluk.
Ada dua sifat atau prakriti di dunia ini, yaitu mohini-prakriti (sifat iblis)
dan daivi-prakriti (sifat suci). Mereka-mereka yang memiliki
sifat yang pertama akan menjalani hidup mereka penuh dengan nafsu, dosa,
polusi, sesuai dengan sifat-sifat syaitan dan iblis. Sedangkan mereka-mereka
yang mengambil sifat prakriti yang kedua akan berjalan sesuai dengan
sifat-sifat Yang diturunkan oleh Yang Maha Esa. Dan mereka yang terakhir ini
akan memujaNya secara tulus dan sadar, dan akhirnya terserap kedalamNya.
14. Mereka selalu mengagungkan Aku, sangat tegar dan tak kenal lelah
dalam tekad mereka; mereka mendatangiKu, diri mereka selalu terkendali,
mereka memujaKu dengan cinta-kasih yang penuh hormat.
15. Yang lain-lainnya pun, mengorbankan pengorbanan dalam bentuk
kebijaksanaan, memujaKu, sebagai Yang Esa, sebagai Yang Jauh, dan Yang Banyak
JumlahNya (karena mereka melihat Ku) hadir di mana-mana.
Mereka-mereka yang bijaksana dalam pemujaan mereka kepada Sang Kreshna Yang
Maha Esa, mengorbankan pengorbanan dalam bentuk gnana (ilmu pengetahuan),
mereka ini melakukan gnana-yagna. Mereka sadar dan memusatkan perhatian
mereka pada Yang Maha Esa sebagai Yang Tunggal dan juga sebagai Yang Banyak
karena Yang Maha Esa ini hadir dalam segala-galanya tetapi la bersifat Esa.
16. Akulah pemujaan, Akulah pengorbanan, Akulah yang dikorbankan untuk
para leluhur, Akulah tumbuh-tumbuhan yang menyembuhkan (penyakit), Akulah
mantra, Akulah minyak (untuk pelita di kuil), Akulah Api, dan Akulah sesajen
yang diapikan.
Sang Kreshna meneruskan keterangan-keterangan tentang DiriNya Yang Sejati,
yang pada hakikatnya adalah Inti dari segala yang ada dan yang dilakukan oleh
manusia atau alam dan isinya. Ia hadir misalnya dalam suatu yagna dan setiap
aspek-aspeknya. Dan mereka yang memuja dewa-dewa, Veda-Veda dan lain
sebagainya dengan ini diberi kesadaran bahwa sebenarnya mereka ini memujaNya
juga secara tidak langsung.
17. Akulah Bapak dunia ini, Ibunya, Penunjangnya dan juga Kakek
(Leluhurnya). Aku lah Yang suci dan tunggal Yang harus diketahui (oleh
manusia). Akulah OM, dan juga Veda-Veda, Rig, Sama dan Yajur.
Sang Kreshna atau Yang Maha Esa adalah Inti-Murni dari segala ilmu-ilmu
pengetahuan suci, dan hal ini seharusnya disadari oleh manusia. la juga kata
inti OM yang terdapat di Veda-Veda dan kitab-kitab suci Hindu lainnya.
18. Akulah Jalan, Penunjang, Penguasa (Tuhan), Saksi, Tujuan, Tempat
Berlindung, dan Sahabat. Akulah Asal-Mula dan Akhir (Pralaya), Fondasi,
Tempat Penyimpan Harta-Benda, dan Inti (Sari) Yang Tak Pernah Binasa.
Sang Kreshna adalah semua aspek dan penunjang kehidupan ini. la juga
segala-galanya. la juga harta-benda sesungguhnya dan kehidupan yang tak dapat
binasa. la sekaligus sahabat dan saksi kita di dalam diri kita sendiri. Ia
lah permulaan kita dan akhir kita dalam arti yang sebenar-benarnya.
19. Aku memberi panas. Aku menahan dan mengirimkan hujan. Akulah
Keabadian dan juga Kematian. Aku lah yang telah berlalu (tidak abadi = asat)
dan keabadian (sat).
Sang Kreshna lah yang mengendalikan semua elemen-elemen di dunia ini. Ia lah
Sat yang dapat disebutkan sebagai suatu zat atau keadaan yang selalu abadi.
Tetapi Ia juga yang bersifat tidak abadi dan dapat binasa (asat). Semuanya Ia
dan Ia semata.
20. Mereka yang mengenal ketiga Veda-Veda, yang meminum sari soma
(sakramen suci) dan telah dibersihkan dosa-dosanya, memujaKu dengan
pengorbanan, memohon jalan untuk ke svarga. Setelah sampai ke dunia suci Sang
Indra ini (svarga-loka), mereka menikmati kenikmatan-kenikmatan suci (yang
biasa dinikmati para dewa).
21. Setelah menikmati svarga-loka yang luas ini, dan setelah habis masa
dan hasil pemujaan mereka, mereka kembali lagi ke dunia kebinasaan ini.
Begitulah mengikuti kata-kata dalam ketiga Veda dan menikmati
kesenangan-kesenangan, mereka mendapatkan sesuatu yang berlalu sifatnya
(tidak abadi dan terpengaruh hukum karma).
Mereka-mereka ini tidak bisa lepas dari hukum karma. Sorgaloka (svarga-loka)
bukanlah akhir dari perjalanan hidup kita, akhir tujuan kita adalah Yang Maha
Esa. Yang Maha Abadi, di mana tidak ada mati dan hidup lagi untuk
selanjutnya. Veda-Veda amat penting untuk dihayati, tetapi lebih merupakan
jembatan ke Yang Maha Esa, dan bukan tujuan.
22. Tetapi mereka yang memujaKu dan bermeditasi kepadaKu semata, kepada
mereka ini yang dirinya terkendali, Ku berikan mereka apa yang mereka tak
punya dan menjamin dengan aman apa yang mereka miliki.
Hanya kepada para pemuja-pemujaNya, kepada para bhakta ini Yang Maha Esa
(Sang Kreshna) memberikan kekuatan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tentang
DiriNya dan meniti mereka ke tangga sukses demi mencapai dan bersatu
denganNya. Juga dijanjikan kepada para pemujaNya bahwa Sang Kreshna menjamin
kehidupan mereka secara penuh, Ia menjaga kehidupan mereka dan memberkahi
mereka dengan kebahagiaan yang abadi. Harap diperhatikan para pemuja Sang
Kreshna (Yang Maha Esa) yang tulus dan sejati, secara lambat laun akan
melepaskan semua kemewahan dan cara hidup mereka secara perlahan tetapi pasti
akan mengarah jauh dari semua unsur duniawi, bagi mereka ini apa saja yang
diterimanya terasa cukup; hidup dan pekerjaan mereka semata berupa dedikasi
tanpa pamrih kepadaNya. Anehnya dalam segala kesederhanaan, penderitaan dan
cobaan mereka, mereka ini selalu tampil berkecukupan dalam segala hal. Inilah
yang benar-benar menakjubkan sesuai dengan janji Sang Kreshna di atas. Inilah
berkahNya yang sesungguhnya di dunia fana ini. Mereka selalu tampil penuh
karisma dan wibawa, menyejukkan untuk dipandang dan diikuti kata-katanya.
Para pemuja yang telah mendapatkan berkahNya ini betul-betul menjalani hidup
mereka dengan hal-hal yang penuh mukjizat. Misalnya mereka tidak mungkin
dapat diteluh atau diguna-gunai, mereka selalu jauh dari cobaan-cobaan yang
bersifat negatif, dan bahkan alam-lingkungan disekitar mereka beserta seluruh
unsur-unsur yang hadir di situ akan bersahabat dengan mereka ini. Roh-roh
halus, jin, pepohonan, fauna dan lain sebagainya akan bersahabat dengan
mereka dalam arti yang sesungguhnya, dan ini bisa saja dirasakan ajaib bagi
orang awam yang duniawi; bagi para pemuja ini biasa-biasa saja karena mereka
mi telah bersahabat dengan Yang Maha Esa secara tulus dan merasa sebagian
dariNya, mereka ini juga merasa dimiliki dan jadi alatNya, maka untuk
orang-orang seperti ini sudah tidak ada lagi rasa takut akan apapun juga baik
secara duniawi maupun secara spiritual. Yang mereka segani hanya Yang Maha
Esa, dan barangsiapa bersahabat denganNya tentunya bersahabat dengan seluruh
alam semesta ini secara otomatis dan ini betul-betul suatu pengalaman yang
penuh dengan "mukjizat"Nya, yang disebutkan Sang Kreshna sebagai
"menjamin dengan aman apa yang mereka punyai" dan "Kuberikan
kepada mereka apa yang mereka tidak miliki." Berjuanglah untuk menjadi
yogi semacam ini agar jauh kita dan tujuan yang salah. Para pemuja ini juga mendapatkan
banyak ilmu spiritual dan pengetahuan yang menakjubkan dari Yang Maha Esa
tanpa mereka minta, dan semua itu kemudian mereka pergunakan untuk
tujuan-tujuan tanpa pamrih. Sekali mereka terbius dengan ilmu atau
pengetahuan ini dan menggunakannya secara salah atau penuh dengan nafsu dan
egoisme maka hancurlah meditasi dan yoga mereka. Ini disebut Siddhi, dan
harus diwaspadai oleh para pemuja Yang Maha Esa karena berbentuk cobaan juga
dalam bentuk spiritual.
23. Bahkan pemuja-pemuja dewa-dewa lainnya yang dengan iman mereka
memuja dewa-dewa ini, mereka juga memujaKu, oh Arjuna, walau tidak dengan
cara yang benar.
Bhagavat Gita adalah suatu ajaran yang unik, dan penuh dengan kebebasan
memuja. Setiap orang tidak dilarang untuk memuja apa saja tetapi juga tidak
dianjurkan demikian karena yang ingin diluruskan adalah pemujaan kepada Yang
Maha Esa semata, tanpa menjalani jalan yang salah. Tetapi seandainya
seseorang tetap mengambil jalan yang salah maka ia diberi kesadaran agar
mengubah jalur yang ditempuhnya. Pesan ini berulang-ulang ditekankan di
Bhagavat Gita.
24. Karena Aku ini adalah Penikmat dan Tuhan dari semua pengorbanan.
Tetapi orang-orang ini tidak mengenalKu, yaitu sifatKu yang sejati, dan
jatuhlah mereka ini (ke lingkaran hidup dan mati lagi).
Karena tidak mengenal sifat-sifat sejati Sang Kreshna, Yang Maha Esa, dengan
baik maka banyak pemuja yang memuja dewa-dewa dan merasa sudah cukup dengan
itu. Padahal dalam hakikat Yang Maha Esalah yang seharusnya dipuja agar lepas
kita dari lingkaran karma dan samsara (penderitaan ini).
25. Barangsiapa yang memuja para dewa pergi ke dewa-dewa, yang memuja
leluhur pergi ke leluhur, yang memuja jiwa-jiwa (roh-roh) yang rendah
sifatnya (bhuta) pergi ke para bhuta ini, tetapi pemujaKu datang kepadaKu.
Dijelaskan dan ditegaskan sekali lagi oleh Sang Kreshna secara bebas dan amat
demokratis tujuan pemujaan para pemuja yang bebas memuja. Silahkan dengan
demikian menentukan pilihan, karena Yang Maha Esa sudah jelas sabda-sabdaNya.
26. Barangsiapa mempersembahkan kepadaKu dengan dedikasi, sehelai daun,
sekuntum bunga, ataupun air, Ku terima persembahan penuh kasih itu sebagai
persembahan dari hati yang suci-murni.
Sloka ini adalah salah satu sloka yang amat penting untuk dipelajari dan
dihayati oleh orang yang beragama Hindu. Di sini diperlihatkan betapa
besarnya Jiwa Yang Maha Esa yang tak pernah menuntut apapun juga dari kita
semua untuk apa saja yang telah diberikannya kepada kita semua. BagiNya yang
penting dari kita hanyalah dedikasi, iman dan kasih untukNya, dan semua itu
dapat disimbolkan dalam bentuk-bentuk sederhana saja seperti daun, bunga dan
lain sebagainya. la tidak menuntut harta-benda atau yang mewah-mewah
dan yang bukan-bukan. Hanya yang kecil-kecil saja yang diingatkanNya kepada
kita. Maka seyogyanyalah berbakti kepadaNya dengan yang sederhana dan kecil
saja seperti memperhatikan fakir-miskin dan mereka yang kesusahan di sekitar
kita dengan dana yang berupa apa saja dalam bentuk yang sederhana saja kalau
tidak bisa yang bentuknya malahan menyusahkan. Dengan sedikit perhatian
terhadap sesama makhluk ciptaan Tuhan, maka setiap saat kita sudah berbakti
untukNya tanpa pamrih. Nyalakan sebuah lilin kecil setiap hari dalam dirimu
atau dengan kata lain jadikanlah anda sebuah batu-bata kecil untuk membangun
kuilNya yang suci, atau berikanlah segenggam beras kepada sesama makhluk
setiap harinya; semua pengorbanan-pengorbanan kecil demi Yang Maha Kuasa ini
akan meniti kita ke pemasrahan total dan pembersihan atau pemurnian hati kita
suatu waktu, dan jatuhlah kemudian berkah dan karunia Sang Maha Pengasih,
Sang Maha Penyayang atas diri kita yang 'bodoh' dan 'gelap' ini, dan
teranglah tujuan kita ke arahNya.
27. Apapun yang kau lakukan, apapun yang kau santap, apapun yang kau
persembahkan, apapun yang kau danakan, apapun puasa (atau disiplin spiritual)
yang dikau lakukan -- lakukanlah itu semua, oh Arjuna, sebagai persembahan
bagiKu.
Berdedikasilah kepada Yang Maha Kuasa sepenuh hatimu, dan dalam setiap
tindakanmu yang merupakan tindakan demi Yang Maha Esa semata-mata tanpa
parnrih. Apapun tindakan anda, apakah itu pekerjaan sehari-hari di rumah atau
di kantor atau di mana saja, lakukanlah sebagai kewajiban anda kepadaNya
semata dan harus tanpa pamrih yang setulus-tulusnya. Bukankah pada hakikatnya
kita semua diutus ke dunia ini untuk suatu tugas, maka laksanakanlah tugas
dan kewajiban kita sesuai dengan kehendakNya dan memujalah demi Ia semata.
Berkata seperti di atas amatlah mudah, tetapi melaksanakan sesuatu tanpa
pamrih atau keinginan pribadi adalah amat sukar. Juga seseorang dengan mudah
dapat berkata bahwa semua tindakannya sehari-hari telah dikerjakannya demi
Yang Maha Esa, tetapi secara sejati bekerja seratus persen demi Yang Maha Esa
itu harus sesuai dengan hati-nuraninya, dan inilah faktor yang amat sukar
untuk dilaksanakan. Menghayati tindakan-tindakan demi Yang Maha Esa hanya
dapat dicapai dengan latihan mental yang intensif selama masa yang cukup lama
(mungkin bertahun-tahun), sampai suatu saat kita betul-betul menghayati dan
menyadari akan arti ajaran ini secara mumi.
Dalam berbagai ajaran spiritual maupun dalam berbagai ajaran agama sebenarnya
ajaran di atas ini sudah disiratkan secara nyata, tetapi sering sekali kita
lupa akan inti hal ini sebenamya. Kita lebih condong untuk bekerja, berbuat
atau bertindak atau beraksi karena didorong oleh suatu pikiran agar
mendapatkan apresiasi atau penghargaan dari orang-orang di sekitar kita,
bahkan sering sekali sesuatu perbuatan kita lakukan agar mendapatkan status
sosial yang lebih tinggi dari masyarakat di sekitar kita, biasanya perbuatan
atau upacara semacam ini tidak ubahnya seperti suatu pertunjukan saja. Banyak
juga tindakan kita yang didasarkan pada kebutuhan dan ego kita pribadi, pada
kewajiban kita pada keluarga dan diri sendiri, dan semuanya itu kita lakukan
tanpa adanya kesadaran bahwa itu sebenamya harus dilakukan demi kewajiban
kita kepada Yang Maha Esa. Orang-orang yang disayangi di sekitar kita tidak
lain dan tidak bukan juga sebenamya hanyalah alat-alatNya belaka, sama
seperti kita juga.
28. Dengan bertindak demikian, dikau akan bebas dari tali-ikatan
tindakan, dari buah baik dan buruk (hasil tindakan seseorang). Dengan
pikiranmu yang teguh di jalan pemasrahan-total ini, engkau akan bebas dan
datang kepadaKu.
29. Aku ini sama untuk setiap makhluk. BagiKu tak ada yang tersayang
atau yang Kubenci. Tetapi mereka yang memujaKu dengan setia, mereka ada di
dalamKu, dan Aku pun ada di dalam mereka.
Yang Maha Kuasa itu begitu Maha AdilNya sehingga bagiNya tak ada makhluk yang
tersayang atau yang paling dibenciNya. Semuanya sama saja bagiNya,
tinggal terserah kita sendiri ini mau mendekatiNya atau menjauhiNya. Ada
suatu contoh yang baik, yaitu cahaya. Cahaya ini jika direfleksikan ke sebuah
cermin yang kotor dan berdebu maka cahaya yang memantul kembali itu buram atau
tidak baik, sedangkan jikalau cerminnya bersih dan licin permukaannya, maka
cahaya yang dipantulkannya pastilah sangat baik dan jernih. Yang Maha Kuasa
adalah ibarat cahaya ini, dan kita semua adalah cermin-cermin ini. la selalu
bersinar atau bercahaya ke arah kita semua sepanjang waktu dan setiap saat
dengan adil dan merata, tanpa pandang bulu atau suku atau kasta. Dan sekarang
tentunya terserah kita semua, ingin menjadi cermin yang berdebu dan kotor
atau cermin yang kotor akibat ulah kita sendiri. Di sloka atas ini la telah
menegaskan bahwa Ia sama saja kasih-sayangNya terhadap semuanya tanpa ada
diskriminasi sedikit pun.
30. Walaupun seseorang yang tenggelam amat dalam di dalam dosa-dosanya,
memujaKu dengan hati yang teguh, ia pun harus dikenali sebagai orang yang
benar, karena ia telah beritikad secara benar.
Di dalam dosa-dosa pun bersinar Yang Maha Tak Berdosa; Yang Maha Kuasa secara
adil dan merata. Ia bercahaya juga di dalam orang-orang yang kita anggap
berdosa dan tak dapat diampuni. Sekali seorang semacam ini beritikad untuk
mengubah dirinya ke jalan yang benar dan tunduk kepada Yang Maha Kuasa, maka
ia harus dihormati dan dibantu, didoakan ke arah Yang Maha Esa, karena ia
telah beritikad secara benar, dan suatu saat nanti sewaktu masanya tiba maka ia
akan disucikan dan diterima di Tujuan Nan Abadi, yaitu Yang Maha Esa itu
Sendiri.
31. Dan
segera ia akan berubah menjadi benar dan mencapai kedamaian nan abadi. Oh
Arjuna, harus kau ketahui secara pasti bahwa pemujaKu tak pernah binasa.
Seseorang yang mencintai Tuhan Yang Maha Esa "tak akan pernah tersesat
jalannya," lambat laun ia akan dituntun ke arahNya, dan kalau tersandung
ia akan diangkat kembali agar lebih bergairah ia melaju ke arahNya.
Walaupun orang ini mungkin pernah menjadi seseorang yang amat berdosa, tetapi
sekali ia bertobat dan lurus hatinya maka ia akan kembali kepadaNya dan
dibersihkan dari segala dosa-dosanya. Dalam diri orang ini akan timbul
revolusi batin yang mendorongnya ke arah spiritual dan melajulah ia kemudian
menegakkan kebenaran dan dharma. Tujuan Yang Abadi selalu menanti orang-orang
seperti ini.
32. Mereka yang datang dan meminta perlindunganKu, oh Arjuna, walau
mereka itu lahir dari sesuatu yang berdosa, walau mereka ini wanita atau
vaishya atau sudra, mereka pun mencapai Tujuan Yang Tertinggi.
Disinilah tercermin Kerendahan Hati Yang Maha
Kuasa, tercermin juga KemurahanNya dan KasihNya. Memang Yang Maha Esa ini
Maha Pemurah dan Penyayang sehingga jalan kepadaNya terbuka untuk siapa saja
yang menginginkannya secara tulus. Adalah salah kalau ada anggapan bahwa
hanya kasta Brahmana atau Kshatrya saja yang dapat mencapaiNya. Itu hanya
ilusi dan peraturan buatan manusia saja, yang penuh dengan rasa egois,
keserakahan, dan angkara, yang justru bertentangan dengan ajaran Bhagavat
Gita dan ajaran-ajaran Hindu lainnya. Semua orang maupun makhluk tanpa
kecuali dapat pergi kepadaNya, karena Ia milik semuanya tanpa diskriminasi,
apalagi seseorang yang menyalakan pelita di dalam hatinya untukNya semata
tanpa pamrih.
33. Apa lagi para pendeta suci dan para aristrokrat yang suci! Setelah
tiba di dunia fana dan tanpa kebahagiaan ini, (seyogyanyalah) dikau memujaKu.
34. Pusatkan pikiranmu kepadaKu; berdedikasilah kepadaKu; pujalah Aku,
bersujudlah padaKu. Demikianlah dengan mengendalikan dirimu, dan menjadikan
Aku sebagai Tujuanmu Yang Agung, maka dikau akan datang kepadaKu.
Kepada Arjuna (dan kita semua) Sang Kreshna bersabda, bahwa sebaiknya tidak
lupa kita ini hidup di dunia yang fana dan tak stabil keadaannya, di mana
sebenarnya kebahagiaan yang hakiki itu tidak ada secara duniawi. Jadi
sebaiknya memuja Yang Maha Esa, karena dibalik pemujaan inilah terletak
rahasia kebahagiaan yang hakiki ini, yang sebenarnya tertutup di dalam
DiriNya, yang disebut Tujuan Yang Agung. Kita semua akan bersatu dan bahagia
di dalamNya, kalau mau kita memujaNya, menyerahkan diri dan hati kita
bulat-bulat sepenuhnya kepada Yang Maha Esa — yaitu Yang Maha Pencipta,
Penyayang Dan Pengasih, akhir dari perjalanan panjang hidup kita, Tujuan kita
Yang Agung Dan Suci. Om Tat Sat.
Dalam Upanishad Bhagavat Gita, Ilmu Pengetahuan Yang Abadi, Karya Sastra
Yoga, dialog antara Sang Kreshna dan Arjuna, inilah bab ke sembilan yang
disebut : Rajavidya Rajaguhya Yoga atau Ilmu pengetahuan dan Rahasia nan
Agung.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar